Kamis, 22 September 2016

RS UMM DAN MASJID KH M BEDJO DARMOLEKSONO

sumber : http://rizkiindah.student.umm.ac.id/wp-content/uploads/sites/19516/2016/06/rumah-sakit-universitas-muhammadiyah-malang.jpg


Rumah sakit ini telah dibangun sejak tahun 2009 dan diresmikan pada 17 Agustus 2013 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke- 68. Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang ini diresmikan oleh Presiden Ke-5 Republik Indonesia oleh Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17 Juni 2014.

Rumah sakit ini merupakan sarana penunjang pendidikan dan merupakan salah satu profit center dari Universitas Muhammadiyah Malang. Lokasi rumah sakit tidak jauh dari Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang yaitu tepatnya di sebelah timur terminal Landungsari.
Rumah sakit ini memiliki luas total 9 hektare dengan tinggi enam lantai dan beberapa bangunan gedung penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap setinggi 3 lantai. Bentuk bangunan yang megah dan mewah dengan ciri khas arsitektur tiongkok, menjadikan RS Universitas Muhammadiyah
Malang ini mudah dikenali.

Keberadaan RS UMM merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk memberikan pelayanan  terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto “pelayananku, pengabdianku” mendorong RS UMM agar terus dan terus belajar meningkatkan layanan yang memuaskan masyarakat.

sumber : http://rizkiindah.student.umm.ac.id/wp-content/uploads/sites/19516/2016/06/rumah-sakit-universitas-muhammadiyah-malang.jpg



 http://rizkiindah.student.umm.ac.id/wp-content/uploads/sites/19516/2016/06/IMG_7603.jpg


Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki masjid bergaya oriental khas negeri Tiongkok di areal rumah sakit (RS) kampus tersebut.

Rektor UMM, Muhajir Effendi, mengatakan, anggaran pembangunan masjid bergaya oriental tersebut lebih dari Rp 1 miliar, sedangkan pembangunannya satu paket dengan RS UMM di kawasan Tlogomas. “Masjid ketiga yang dibangun UMM ini kita beri nama Masjid KHM Bedjo. Nama itu diambil dari seorang tokoh pembaharu Muhammadiyah Malang pada tahun 1930-an, yakni KH Bedjo

Darmoleksono,” katanya.
Ia mengakui, pembangunan masjid lebih dahulu diselesaikan karena lebih penting daripada bangunan rumah sakit.

Artinya, katanya, bangunan spiritual harus ditegakkan dulu untuk selanjutnya bangunan fisik.
Menyinggung dipilihnya nama Masjid KHM Bedjo tersebut Muhajir mengaku, tokoh tersebut memiliki kaitan sejarah cukup erat dengan Muhammadiyah dan UMM.
Kiai Bedjo adalah mubaligh yang memiliki ilmu agama sangat tinggi dan pernah menjadi pimpinan Muhammadiyah Malang.
KH Bedjo, katanya, tidak hanya berdakwah di mimbar-mimbar masjid, tapi juga masuk ke sekolah, kampus, radio, dan tulisan di media massa.


sumber : http://eksanhidayat3.blogspot.co.id/p/8.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar